BENGKAYANG - Pembangunan (ground breaking) Proyek PLTU Parit Baru 3 Site Bengkayang dengan kekuatan 2x50 megawatt (mw) di DusunTanjung Gundul Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang diresmikan oleh Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sandjaya.
Pembangunan Proyek PLTU tersebut, menurut kontraknya, telah disetujui dan ditandatangani pada 30 April 2011 yang lalu, oleh dua perusahaan yakni PT PLN (Persero) bekerjasama dengan China Gezhouba Group Company Limited (CGGC)-PT Praba Indopersada, dan telah terealisasi sejak 4 Juli 2013, dengan rincian, 15 persen dari dana proyek akan ditutupi oleh pemilik modal dan 85 persennya akan dibiayai dari pinjaman Consessional oleh Expot-Import Bank of China, dengan total durasi pengerjaan selama 33 bulan.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat mengatakan, energi listrik telah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi aktivitas keseharian masyarakat maupun bagi proses produksi dalam industri, dan listrik juga sangat berperan penting dalam menunjang aktivitas pada sektor lainnya.
"Dengan kata lain bahwa subsektor kelistrikan memiliki pengaruh dan keterkaitan luas bagi pengamanan sektor lapangan usaha lainnya, bahkan, tingkat konsumsi listrik per kapita digunakan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat secara nasional," ungkap Wagub.
Hingga saat ini, menurut Wagub, hampir seluruh kebutuhan energi listrik masyarakat Kalimantan Barat dilayani oleh PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, namun dengan keterbatasan yang ada, PT PLN masih belum bisa memenuhi kebutuhan energi listrik yang merata bagi seluruh masyarakat yang tersebar pada 1.804 Desa se-Kalimantan Barat, terutama pada daerah yang sangat jauh dan terisolasi.
"Apalagi saat ini guna memenuhi layanan kebutuhan listrik untuk masyarakat sebagian besar masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dimana sumber energi pembangkitnya menggunakan minyak solar yang merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, di mana cadangannya akan terus berkurang, sehingga diperlukan upaya diversifikasi sumber energi sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tersebut," paparnya
Pembangunan Proyek PLTU tersebut, menurut kontraknya, telah disetujui dan ditandatangani pada 30 April 2011 yang lalu, oleh dua perusahaan yakni PT PLN (Persero) bekerjasama dengan China Gezhouba Group Company Limited (CGGC)-PT Praba Indopersada, dan telah terealisasi sejak 4 Juli 2013, dengan rincian, 15 persen dari dana proyek akan ditutupi oleh pemilik modal dan 85 persennya akan dibiayai dari pinjaman Consessional oleh Expot-Import Bank of China, dengan total durasi pengerjaan selama 33 bulan.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat mengatakan, energi listrik telah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi aktivitas keseharian masyarakat maupun bagi proses produksi dalam industri, dan listrik juga sangat berperan penting dalam menunjang aktivitas pada sektor lainnya.
"Dengan kata lain bahwa subsektor kelistrikan memiliki pengaruh dan keterkaitan luas bagi pengamanan sektor lapangan usaha lainnya, bahkan, tingkat konsumsi listrik per kapita digunakan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat secara nasional," ungkap Wagub.
Hingga saat ini, menurut Wagub, hampir seluruh kebutuhan energi listrik masyarakat Kalimantan Barat dilayani oleh PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, namun dengan keterbatasan yang ada, PT PLN masih belum bisa memenuhi kebutuhan energi listrik yang merata bagi seluruh masyarakat yang tersebar pada 1.804 Desa se-Kalimantan Barat, terutama pada daerah yang sangat jauh dan terisolasi.
"Apalagi saat ini guna memenuhi layanan kebutuhan listrik untuk masyarakat sebagian besar masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dimana sumber energi pembangkitnya menggunakan minyak solar yang merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, di mana cadangannya akan terus berkurang, sehingga diperlukan upaya diversifikasi sumber energi sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tersebut," paparnya
0 komentar ya:
Post a Comment