Jadi niat PSSI menggulirkan IPL semata-mata karena uang?!
Jawaban: Kesampingkan masalah uang dulu, sekarang kita hanya dihadapkan pada 2 pilihan, mau politisasi sepakbola atau industrialisasi sepakbola. Perbedaan ini sangat mendasar. Politisasi sepakbola hanya menjadikan orang-2 di dalamnya bermental korup, malas, tidak kreatif, dan tidak peduli. Apalagi masih dibekingi APBD. Sedangkan pada industrialisasi sepakbola, jelas tujuannya adalah uang. Dengan orientasinya pada uang, maka pengurus klub dan liga dituntut bekerja keras, profesional, kreatif, dan bersih.
Itu dari sisi pengurus. Ditinjau dari sisi pemain dan kualitas sepakbola:
Politisasi sepakbolaMental dan kelas permainan para pemain sulit berkembang. Sebab semua pertandingan bisa diatur dengan uang. Pertandingan berjalan dengan tidak fair. Pemain terbiasa emosi, terbiasa bermain kasar, terbiasa berkelahi, terbiasa menyerang wasit, terbiasa mendapat penalti di menit 89, terbiasa kalah dalam away, dlsb. Kualitas permainan sudah tidak penting. Yang penting dengan uang pertandingan lancar sesuai skenario.
Industrialisasi sepakbola
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, liga harus profesional dan bersih untuk bisa meraih keuntungan finansial non APBD. Dengan demikian pengaturan pertandingan harus dihapuskan, dan kualitas kepemimpinan wasit harus ditingkatkan. Sehingga, pertandingan bisa berjalan dengan fair. Hanya tim dengan permainan terbaik-lah yang akan menang. Dari sini, akan mulai adu cerdik antar tim untuk meningkatkan mutu permainan, bukan adu gede uang suap. Akibatnya, mental pemain akan bagus, dan kualitas sepakbola akan meningkat.
Kalau memang PSSI menuduh kisruh yang terjadi sekarang karena pengurus lama kurang legowo, harusnya PSSI berinisiatif untuk membuka perundingan dong! Fakta: PSSI lewat Saleh Ismail Mukadar sudah pernah berupaya melakukan itu dengan menemui perwakilan dari keluarga Bakri*. Tapi keluarga Bakri* meminta diberi wewenang mengelola timnas dan liga, dua area dimana berpotensi banyak uang mengalir dan rawan politisasi. Selain itu bisa dibilang dua hal tersebut sangat vital posisinya bagi perkembangan sepakbola tanah air. Tentu saja PSSI pasti berat melepaskannya.Bukti sahih lainnya adalah pengakuan Deputi Sekjen PSSI Saleh Ismail Mukadar di koran Jawa Pos beberapa waktu lalu. Saya yakin koran-koran nasional tidak mengutipnya. Katanya: “Saya telah menemui perwakilan keluarga Bakri* yakni Rahim Soekasah (untuk bicara rekonsiliasi). Tapi mereka menjawab hanya mau jika mereka diberi hak mengelola timnas dan kompetisi. Untuk urusan pembinaan usia dini, kompetisi amatir, dan sport science diserahkan pada kami (pengurus sekarang) PSSI tidak bisa seenaknya memecat anggota Exco! Fakta: Berkaca pada FIFA, komite etik diperkenankan memecat anggota Exco apabila yang bersangkutan melanggar peraturan. Pada kasus La Nyalla, Roberto Rouw, Erwin Budiawan, dan Toni Apriliani, keempatnya dinilai telah melakukan pembohongan publik. Komite etik PSSI sebenarnya tidak langsung menghukum, melainkan diawali dengan meminta klarifikasi. Sayangnya kesempatan itu diabaikan oleh terhukum, kecuali Roberto Rouw. Lalu komite etik tetap bersabar dengan tidak langsung menjatuhkan sanksi pemecatan, mereka hanya menghukum dengan meminta surat permintaan maaf resmi dari terhukum. Lagi-lagi keempat pembangkang itu menampiknya . Gara-gara PSSI, Persipura gagal tampil di LCA! Mendzalimi rakyat Papua!
Fakta: PSSI sudah berupaya mendaftarkan Persipura ke AFC.
Fakta: Sayangnya AFC hanya mengakui liga resmi.
ACL 2011 Criteria
- Club who participate in ACL 2013 must be authorized as a licensee from the Member Association/League which are the licensor by 2013, in accordance with the approval procedure in the Club Licensing Regulations.
- The league governing body is a legal entity governed by its football association.
- The league has an auditor.
http://www.the-afc.com/uploads/
Politik, Bisnis dan Uang: Kunci sebenarnya penyelesaian Kisruh PSSI
Lelah juga sebenarnya menulis terus soal kisruh sepakbola kami, sudah banyak orang yang menyoroti soal ini, memberikan saran, jalan keluar, opini bahkan tulisan-tulisan bernada pesimis terkait dengan sepakbola Indonesia.
Tak sedikit juga kita membaca tulisan yang bersifat tendensius mendukung atau menyudutkan salah satu pihak. Saya tidak tahu tulisan saya yang satu ini masuk kategori mana, tapi mudah-mudahan masih bisa cukup berimbang menyampaikan beberapa hal dalam bentuk opini ini. Karena namanya opini bisa jadi benar bisa saja tidak tepat, ketidak tepatan tersebut mungkin dikarenakan pemahaman, pengetahuan dan data yg dimiliki saya sebagai penulis yang terbatas, karenanya mohon dimaafkan dan saya juga tidak melarang opini yang berbeda dengan tulisan ini, sah-sah saja.
Saat ini banyak yang memahami bahwa kisruh sepakbola kita adalah soal dualisme kompetisi dan perebutan kekuasaan di federasi, sehingga semua cara dan jalan terkait penyelesaian kisruh ini selalu disandarkan kepada dua hal ini – penyatuan kompetisi, rehabilitasi exco sampai pada adanya usulan KLB untuk ganti ketua umum.
Ternyata setelah saya lihat lebih mendalam, apa yang hari ini muncul ke permukaan publik hanyalah cover dari persoalan dasar sesungguhnya yaitu soal bisnis, uang dan politik kekuasaan.
Jika masalahnya soal kompetisi, sebenarnya sejak awal tak ada masalah yang sangat krusial yg memungkinkan terjadi perpecahan di sepakbola Indonesia. Ketika EXCO PSSI menyepakati format kompetisi dan jumlah peserta kompetisi serta nama-nama peserta kompetisi, tak ada satupun yang melihat bahwa hal-hal ini dapat menyebabkan kisruh di sepakbola kita, apalagi saat itu AFC mendukung dan merestui keputusan yang diambil oleh EXCO PSSI.
Masalah baru muncul ketika PSSI mengalihkan operator pelaksana liga kepada operator baru PT. LPIS dikarenakan PT. LI tidak mau menyerahkan laporan-nya kepada PSSI (mereka hanya mau menyerahkan laporan kepada PSSI yg lama yg sdh demisioner) dan menolak di audit oleh auditor independent.
Hal lain yang memicu adalah ketika PSSI dan PT. LPIS memutuskan MNC Group sebagai pemenang bidding pengelolaan hak siar dan hak komersil Liga, setelah PT. Visi Media Asia dalam hal ini ANTV tidak mau melakukan revisi/addendum terkait perjanjian dengan PSSI karena PSSI merasa perjanjian tersebut mencederai asas keadilan dalam bisnis karena hanya menguntungkan salah satu pihak. PT. VMA sendiri tidak mengikuti bidding yang diselenggarakan PSSI dan PT. LPIS.Disinilah muncul hal utama penyebab kisruh terjadi yaitu soal bisnis dan uang, bisa dibayangkan berapa uang yang harus hilang di pihak PT LI dan ANTV dikarenakan oleh kebijakan PSSI ini, apalagi dalam rencana bisnis salah satu Group Bakrie ini menjadikan pemasukan komersil dari Liga Indonesia sebagai salah satu unggulan baik dalam meningkatkan omset dan asset, penjualan saham sampai pada pencitraan brand. Silahkan di cari di google dokumen IPO PT. VMA dan Annual Report PT. VMA, kita akan melihat dengan jelas kaitan semua ini.
Berdasar kongres di Bali, liga cuma boleh 18 klub!
Fakta: Tidak ada keputusan kongres yang menyatakan peserta liga hanya 18
10 poin keputusan kongres bali
Pertanggungjawaban Ketua Umum PSSI terkait dengan program kerja 2010 mulai dari kompetisi hingga masalah keuangan bisa diterima peserta kongres dan disahkan secara aklamasi.
Penetapan program kerja PSSI selama 2011, termasuk dengan pengelolaan keuangan serta penentuan budget yang dibutuhkan selama 2011.
Pengesahan pemecatan klub Persema Malang dan Persibo Bojonegoro yang telah mengundurkan diri dari ISL dan bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI). Sanksi juga berlaku bagi klub di bawahnya dan berlaku mulai adanya keputusan hingga kongres berikutnya.
Kongres merestui pelaksanaan pelatnas jangka panjang bagi timnas U-23 yang akan diturunkan pada SEA Games 2011 nanti. Timnas di bawah asuhan pelatih Alfred Riedl ditargetkan mampu merebut medali emas.
Kongres menetapkan 23 calon anggota baru PSSI, yaitu Lhokseumawe FC, Pidie Jaya, PS Solsel, Tabir FC, PSSL, Porkab Koba, Cilegon Mandiri, Sultan Muda FC, Bandung Barat FC, Blaster FC, Petro Jabrix FC, Maung Bandung FC, Bina Putra FC, PS Tunas Yogya, Gresik Putra, Barabai FC, Persikat Katingan, Persibilmut, Persikokot, Nusaina FC, Persindung, Persidei, Persiyali.
Memberikan sanksi kepada PSM Makassar yang mengundurkan dari dari ISL ke LPI, yaitu turun ke kompetisi Divisi I. Sanksi ini bisa berubah menjadi pemecatan, hanya saja sanksi akan diberikan pada kongres berikutnya. Pemecatan akan berlaku jika PSM tetap menjalani pertandingan LPI dan telah menggunakan hak pembelaannya di kongres.
Pemberian sanksi oleh FIFA kepada tiga klub yaitu Persma Manado, Gaspa Palopo, dan Persegi Gianyar. Dengan adanya sanksi itu kongres menambah hukumannya dengan memecat ketiga klub itu dari keanggotaan PSSI.
Pengembalian 99 persen saham PT Liga Indonesia yang saat ini dikuasi PSSI kepada masing-masing klub yang saat ini turun dikompetisi Indonesia Super League (ISL) mulai tahun ini.
Menargetkan pada 2014 seluruh klub yang bertanding di ISL (kompetisi profesional red) terbebas dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Exco PSSI memutuskan kongres pemilihan ketua umum PSSI periode 2011-2015 berlangsungl 19 Maret mendatang di Bintan Kepulauan Riau. Kongres ini digelar satu bulan lebih cepat dibandingkan dengan habisnya masa jabatan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI yaitu bulan April tahun ini.(ANT).
http://www.seputarsepakbola.com/hasi...s-pssi-di-bali
Fakta: Pasal 23 ayat 1 kongres Bali hanya menyatakan jumlah peserta kongres pada saat itu. Kebetulan ISL musim lalu pesertanya ada 18 tim. Sehingga makna di pasal 23 ayat 1: peserta kongres yang berasal dari ISL adalah 18 orang sesuai jumlah tim saat itu. Pasal ini tidak mengatur jumlah klub peserta liga untuk seterusnya.
Pasal 23 “Peserta Kongres”
Ayat 1
““Kongres diikuti 108 peserta sebagai berikut:
a. 18 (delapan belas) peserta kongres dari Super Liga (satu suara untuk tiap peserta)”
Fakta: Penentuan jumlah peserta liga adalah hak prerogatif Exco sesuai statuta PSSI pasal 37 ayat 1 (a): Exco berwenang mengatur tanggal, tempat, dan jumlah peserta kompetisi.
http://www.goal.com/id-ID/news/1387/...odir-keinginan
Fakta: Tuntutan format kompetisi kemungkinan berlandaskan surat palsu yang sengaja diedarkan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. SK yang beredar ini tertanggal 2011 namun di bagian lain 2010.
Kini beredar copy surat keputusan hasil Kongres Bali yang diterbitkan pada 22 Januari 2011. Padahal, PSSI tak pernah mengeluarkan surat hasil Kongres Bali pada tanggal tersebut. Parahnya dalam copy surat tersebut hanya ditulis dua poin yakni berkaitan dengan Restrukturisasi Kepemilikan Saham dan format kompetisi.
"Tertanggal 1 Januari sampai 26 Januari 2011 tidak ada surat keputusan itu. Berarti bisa anda simpulkan surat keputusan macam apa itu," .http://www.tribunnews.com/2011/10/25...rat-palsu-pssitukasnya
Menurut hasil kongres Bali, PT LI adalah yang ditunjuk sebagai penyelenggara liga! Bukan yang lain!
Fakta: Tuntutan format kompetisi kemungkinan berlandaskan surat palsu yang sengaja diedarkan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. Bukti telah dipaparkan di atas.
Fakta: Sebenarnya PT Liga Prima tidak akan ditunjuk kalau PT LI mau bekerja sama. Rencana awal, PSSI akan mengaudit dulu PT LI. Untuk menganalisa kesehatan perusahaan ini. Tapi niatan ini ditentang PTLI, mereka menolak diaudit. Bagaimana PSSI bisa menggelar liga? PSSI tidak mau mengambil resiko bekerja-sama dengan perusahaan yang tidak akuntabel dan transparan, sebab mayoritas uang PSSI berputar disana. Di lain pihak deadline kompetisi dari AFC sudah mepet. Maka ditunjuk dulu PT Liga Prima untuk menjalankan kompetisi. Agar terhindar dari sanksi AFC. Jangan sampai gara-gara PT LI, bangsa ini rugi.
http://www.tribunnews.com/2011/12/05...uk-kepada-pssi
Jawaban: Kesampingkan masalah uang dulu, sekarang kita hanya dihadapkan pada 2 pilihan, mau politisasi sepakbola atau industrialisasi sepakbola. Perbedaan ini sangat mendasar. Politisasi sepakbola hanya menjadikan orang-2 di dalamnya bermental korup, malas, tidak kreatif, dan tidak peduli. Apalagi masih dibekingi APBD. Sedangkan pada industrialisasi sepakbola, jelas tujuannya adalah uang. Dengan orientasinya pada uang, maka pengurus klub dan liga dituntut bekerja keras, profesional, kreatif, dan bersih.
Itu dari sisi pengurus. Ditinjau dari sisi pemain dan kualitas sepakbola:
Politisasi sepakbolaMental dan kelas permainan para pemain sulit berkembang. Sebab semua pertandingan bisa diatur dengan uang. Pertandingan berjalan dengan tidak fair. Pemain terbiasa emosi, terbiasa bermain kasar, terbiasa berkelahi, terbiasa menyerang wasit, terbiasa mendapat penalti di menit 89, terbiasa kalah dalam away, dlsb. Kualitas permainan sudah tidak penting. Yang penting dengan uang pertandingan lancar sesuai skenario.
Industrialisasi sepakbola
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, liga harus profesional dan bersih untuk bisa meraih keuntungan finansial non APBD. Dengan demikian pengaturan pertandingan harus dihapuskan, dan kualitas kepemimpinan wasit harus ditingkatkan. Sehingga, pertandingan bisa berjalan dengan fair. Hanya tim dengan permainan terbaik-lah yang akan menang. Dari sini, akan mulai adu cerdik antar tim untuk meningkatkan mutu permainan, bukan adu gede uang suap. Akibatnya, mental pemain akan bagus, dan kualitas sepakbola akan meningkat.
Kalau memang PSSI menuduh kisruh yang terjadi sekarang karena pengurus lama kurang legowo, harusnya PSSI berinisiatif untuk membuka perundingan dong! Fakta: PSSI lewat Saleh Ismail Mukadar sudah pernah berupaya melakukan itu dengan menemui perwakilan dari keluarga Bakri*. Tapi keluarga Bakri* meminta diberi wewenang mengelola timnas dan liga, dua area dimana berpotensi banyak uang mengalir dan rawan politisasi. Selain itu bisa dibilang dua hal tersebut sangat vital posisinya bagi perkembangan sepakbola tanah air. Tentu saja PSSI pasti berat melepaskannya.Bukti sahih lainnya adalah pengakuan Deputi Sekjen PSSI Saleh Ismail Mukadar di koran Jawa Pos beberapa waktu lalu. Saya yakin koran-koran nasional tidak mengutipnya. Katanya: “Saya telah menemui perwakilan keluarga Bakri* yakni Rahim Soekasah (untuk bicara rekonsiliasi). Tapi mereka menjawab hanya mau jika mereka diberi hak mengelola timnas dan kompetisi. Untuk urusan pembinaan usia dini, kompetisi amatir, dan sport science diserahkan pada kami (pengurus sekarang) PSSI tidak bisa seenaknya memecat anggota Exco! Fakta: Berkaca pada FIFA, komite etik diperkenankan memecat anggota Exco apabila yang bersangkutan melanggar peraturan. Pada kasus La Nyalla, Roberto Rouw, Erwin Budiawan, dan Toni Apriliani, keempatnya dinilai telah melakukan pembohongan publik. Komite etik PSSI sebenarnya tidak langsung menghukum, melainkan diawali dengan meminta klarifikasi. Sayangnya kesempatan itu diabaikan oleh terhukum, kecuali Roberto Rouw. Lalu komite etik tetap bersabar dengan tidak langsung menjatuhkan sanksi pemecatan, mereka hanya menghukum dengan meminta surat permintaan maaf resmi dari terhukum. Lagi-lagi keempat pembangkang itu menampiknya . Gara-gara PSSI, Persipura gagal tampil di LCA! Mendzalimi rakyat Papua!
Fakta: PSSI sudah berupaya mendaftarkan Persipura ke AFC.
Fakta: Sayangnya AFC hanya mengakui liga resmi.
ACL 2011 Criteria
- Club who participate in ACL 2013 must be authorized as a licensee from the Member Association/League which are the licensor by 2013, in accordance with the approval procedure in the Club Licensing Regulations.
- The league governing body is a legal entity governed by its football association.
- The league has an auditor.
http://www.the-afc.com/uploads/
Politik, Bisnis dan Uang: Kunci sebenarnya penyelesaian Kisruh PSSI
Lelah juga sebenarnya menulis terus soal kisruh sepakbola kami, sudah banyak orang yang menyoroti soal ini, memberikan saran, jalan keluar, opini bahkan tulisan-tulisan bernada pesimis terkait dengan sepakbola Indonesia.
Tak sedikit juga kita membaca tulisan yang bersifat tendensius mendukung atau menyudutkan salah satu pihak. Saya tidak tahu tulisan saya yang satu ini masuk kategori mana, tapi mudah-mudahan masih bisa cukup berimbang menyampaikan beberapa hal dalam bentuk opini ini. Karena namanya opini bisa jadi benar bisa saja tidak tepat, ketidak tepatan tersebut mungkin dikarenakan pemahaman, pengetahuan dan data yg dimiliki saya sebagai penulis yang terbatas, karenanya mohon dimaafkan dan saya juga tidak melarang opini yang berbeda dengan tulisan ini, sah-sah saja.
Saat ini banyak yang memahami bahwa kisruh sepakbola kita adalah soal dualisme kompetisi dan perebutan kekuasaan di federasi, sehingga semua cara dan jalan terkait penyelesaian kisruh ini selalu disandarkan kepada dua hal ini – penyatuan kompetisi, rehabilitasi exco sampai pada adanya usulan KLB untuk ganti ketua umum.
Ternyata setelah saya lihat lebih mendalam, apa yang hari ini muncul ke permukaan publik hanyalah cover dari persoalan dasar sesungguhnya yaitu soal bisnis, uang dan politik kekuasaan.
Jika masalahnya soal kompetisi, sebenarnya sejak awal tak ada masalah yang sangat krusial yg memungkinkan terjadi perpecahan di sepakbola Indonesia. Ketika EXCO PSSI menyepakati format kompetisi dan jumlah peserta kompetisi serta nama-nama peserta kompetisi, tak ada satupun yang melihat bahwa hal-hal ini dapat menyebabkan kisruh di sepakbola kita, apalagi saat itu AFC mendukung dan merestui keputusan yang diambil oleh EXCO PSSI.
Masalah baru muncul ketika PSSI mengalihkan operator pelaksana liga kepada operator baru PT. LPIS dikarenakan PT. LI tidak mau menyerahkan laporan-nya kepada PSSI (mereka hanya mau menyerahkan laporan kepada PSSI yg lama yg sdh demisioner) dan menolak di audit oleh auditor independent.
Hal lain yang memicu adalah ketika PSSI dan PT. LPIS memutuskan MNC Group sebagai pemenang bidding pengelolaan hak siar dan hak komersil Liga, setelah PT. Visi Media Asia dalam hal ini ANTV tidak mau melakukan revisi/addendum terkait perjanjian dengan PSSI karena PSSI merasa perjanjian tersebut mencederai asas keadilan dalam bisnis karena hanya menguntungkan salah satu pihak. PT. VMA sendiri tidak mengikuti bidding yang diselenggarakan PSSI dan PT. LPIS.Disinilah muncul hal utama penyebab kisruh terjadi yaitu soal bisnis dan uang, bisa dibayangkan berapa uang yang harus hilang di pihak PT LI dan ANTV dikarenakan oleh kebijakan PSSI ini, apalagi dalam rencana bisnis salah satu Group Bakrie ini menjadikan pemasukan komersil dari Liga Indonesia sebagai salah satu unggulan baik dalam meningkatkan omset dan asset, penjualan saham sampai pada pencitraan brand. Silahkan di cari di google dokumen IPO PT. VMA dan Annual Report PT. VMA, kita akan melihat dengan jelas kaitan semua ini.
Berdasar kongres di Bali, liga cuma boleh 18 klub!
Fakta: Tidak ada keputusan kongres yang menyatakan peserta liga hanya 18
10 poin keputusan kongres bali
Pertanggungjawaban Ketua Umum PSSI terkait dengan program kerja 2010 mulai dari kompetisi hingga masalah keuangan bisa diterima peserta kongres dan disahkan secara aklamasi.
Penetapan program kerja PSSI selama 2011, termasuk dengan pengelolaan keuangan serta penentuan budget yang dibutuhkan selama 2011.
Pengesahan pemecatan klub Persema Malang dan Persibo Bojonegoro yang telah mengundurkan diri dari ISL dan bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI). Sanksi juga berlaku bagi klub di bawahnya dan berlaku mulai adanya keputusan hingga kongres berikutnya.
Kongres merestui pelaksanaan pelatnas jangka panjang bagi timnas U-23 yang akan diturunkan pada SEA Games 2011 nanti. Timnas di bawah asuhan pelatih Alfred Riedl ditargetkan mampu merebut medali emas.
Kongres menetapkan 23 calon anggota baru PSSI, yaitu Lhokseumawe FC, Pidie Jaya, PS Solsel, Tabir FC, PSSL, Porkab Koba, Cilegon Mandiri, Sultan Muda FC, Bandung Barat FC, Blaster FC, Petro Jabrix FC, Maung Bandung FC, Bina Putra FC, PS Tunas Yogya, Gresik Putra, Barabai FC, Persikat Katingan, Persibilmut, Persikokot, Nusaina FC, Persindung, Persidei, Persiyali.
Memberikan sanksi kepada PSM Makassar yang mengundurkan dari dari ISL ke LPI, yaitu turun ke kompetisi Divisi I. Sanksi ini bisa berubah menjadi pemecatan, hanya saja sanksi akan diberikan pada kongres berikutnya. Pemecatan akan berlaku jika PSM tetap menjalani pertandingan LPI dan telah menggunakan hak pembelaannya di kongres.
Pemberian sanksi oleh FIFA kepada tiga klub yaitu Persma Manado, Gaspa Palopo, dan Persegi Gianyar. Dengan adanya sanksi itu kongres menambah hukumannya dengan memecat ketiga klub itu dari keanggotaan PSSI.
Pengembalian 99 persen saham PT Liga Indonesia yang saat ini dikuasi PSSI kepada masing-masing klub yang saat ini turun dikompetisi Indonesia Super League (ISL) mulai tahun ini.
Menargetkan pada 2014 seluruh klub yang bertanding di ISL (kompetisi profesional red) terbebas dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Exco PSSI memutuskan kongres pemilihan ketua umum PSSI periode 2011-2015 berlangsungl 19 Maret mendatang di Bintan Kepulauan Riau. Kongres ini digelar satu bulan lebih cepat dibandingkan dengan habisnya masa jabatan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI yaitu bulan April tahun ini.(ANT).
http://www.seputarsepakbola.com/hasi...s-pssi-di-bali
Fakta: Pasal 23 ayat 1 kongres Bali hanya menyatakan jumlah peserta kongres pada saat itu. Kebetulan ISL musim lalu pesertanya ada 18 tim. Sehingga makna di pasal 23 ayat 1: peserta kongres yang berasal dari ISL adalah 18 orang sesuai jumlah tim saat itu. Pasal ini tidak mengatur jumlah klub peserta liga untuk seterusnya.
Pasal 23 “Peserta Kongres”
Ayat 1
““Kongres diikuti 108 peserta sebagai berikut:
a. 18 (delapan belas) peserta kongres dari Super Liga (satu suara untuk tiap peserta)”
Fakta: Penentuan jumlah peserta liga adalah hak prerogatif Exco sesuai statuta PSSI pasal 37 ayat 1 (a): Exco berwenang mengatur tanggal, tempat, dan jumlah peserta kompetisi.
http://www.goal.com/id-ID/news/1387/...odir-keinginan
Fakta: Tuntutan format kompetisi kemungkinan berlandaskan surat palsu yang sengaja diedarkan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. SK yang beredar ini tertanggal 2011 namun di bagian lain 2010.
Kini beredar copy surat keputusan hasil Kongres Bali yang diterbitkan pada 22 Januari 2011. Padahal, PSSI tak pernah mengeluarkan surat hasil Kongres Bali pada tanggal tersebut. Parahnya dalam copy surat tersebut hanya ditulis dua poin yakni berkaitan dengan Restrukturisasi Kepemilikan Saham dan format kompetisi.
"Tertanggal 1 Januari sampai 26 Januari 2011 tidak ada surat keputusan itu. Berarti bisa anda simpulkan surat keputusan macam apa itu," .http://www.tribunnews.com/2011/10/25...rat-palsu-pssitukasnya
Menurut hasil kongres Bali, PT LI adalah yang ditunjuk sebagai penyelenggara liga! Bukan yang lain!
Fakta: Tuntutan format kompetisi kemungkinan berlandaskan surat palsu yang sengaja diedarkan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. Bukti telah dipaparkan di atas.
Fakta: Sebenarnya PT Liga Prima tidak akan ditunjuk kalau PT LI mau bekerja sama. Rencana awal, PSSI akan mengaudit dulu PT LI. Untuk menganalisa kesehatan perusahaan ini. Tapi niatan ini ditentang PTLI, mereka menolak diaudit. Bagaimana PSSI bisa menggelar liga? PSSI tidak mau mengambil resiko bekerja-sama dengan perusahaan yang tidak akuntabel dan transparan, sebab mayoritas uang PSSI berputar disana. Di lain pihak deadline kompetisi dari AFC sudah mepet. Maka ditunjuk dulu PT Liga Prima untuk menjalankan kompetisi. Agar terhindar dari sanksi AFC. Jangan sampai gara-gara PT LI, bangsa ini rugi.
http://www.tribunnews.com/2011/12/05...uk-kepada-pssi
ISL lebih seru! Tim besar semua! Pemainnya beken!
Jawaban: Menentukan benar-tidaknya kompetisi bukan dari seru-seruan. Melainkan legalitas. Bagaimana legalitas ISL? Bisa dibaca di FAQ ISL di bawah. Kalau melihat klub besar yang bermain disana, itu tergantung keputusan pengurus klub tersebut. Pertanyaannya, siapa orang-orang yang ada di balik pengurus klub? Ada kepentingan apa?
Klub kebanggaan ane di ISL! Jadi ane dukung ISL!
Jawaban: Mendukung ISL atau IPL adalah hak agan. Tapi yang jelas, kita harus bersatu untuk mendukung kemajuan sepakbola nasional. Jangan diam melihat sepakbola kita dirusak. Boleh dukung klub, tapi jangan lupakan kepentingan nasional yang lebih besar.
Terserah lo ngomong apa! Biarkan seleksi alam yang menentukan! Liat itu tiap pertandingan ISL penontonnya puluhan ribu! Pertandingannya enak ditonton!
Jawaban: Mau nonton ISL atau tidak itu kembali pada agan lagi. Silahkan apresiasi kalau pertandingan yang disuguhkan berkualitas. Tapi kalau ingin mendukung kemajuan sepakbola nasional, dan merindukan Timnas berprestasi di kancah dunia, ayo dukung juga liga yang resmi. Karena liga resmi adalah awal mula pembentukan sistem pembinaan yang baik dan profesional.
0 komentar ya:
Post a Comment